
Koresponden – 25 Oktober 2023, genap 19 tahun pembantaian massa tututan secara damai di Takbai, Provinsi Narathiwat, Selatan Thailand. Peristiwa ini berlaku pada tanggal 25 Oktober 2004 silam bersamaan bulan Ramadhan. peristiwa bermula apabila 6 orang rakyat sipil Patani ditahan oleh tentara Thailand. Mereka dituduh mencuri dan menyeludupkan senapan kepada pihak pemberontak.
Rakyat sipil tempatan yang tidak menerima akan tuduhan itu mulai berkumpul beramai-ramai dan tunjuk perasaan di hadapan Kantor Polisi di Takbai supaya tentara membebaskan rekan serta sanak-saudara mereka itu. Namun setelah beberapa jam, perhimpunan itu semakin ramai dan ganas apabila tentara menggunakan gas pemedih mata dan meriam air. Perhimpunan itu terdiri dari berbagai lapisan masyarakat seperti orang tua, orang muda, wanita, laki-laki dan juga kanak-kanak.
Tentara dan polisi yang mengeluh dengan perhimpunan tersebut akhirnya melakukan pembantaian terhadap masyarakat sipil yang berkumpul di hadapan Kantor Polisi tersebut. Beratus-ratus rakyat sipil laki-laki diikat tangannya dan dibaringkan atas jalan raya tanpa berbaju. Mereka dimasukkan ke dalam truk militer secara berbaring dan bertindih-tindih untuk dibawa ke Ingkhayuth interrogation centre (Pusat Interogasi ternama di Thailand Selatan) dengan menempuh jarak hampir 90 Mil. Akibat tidak bisa bernapas dan lemah dikarenakan mereka sedang berpuasa, seramai 78 orang rakyat sipil kehilangan nyawa dalam peristiwa tersebut.
Setelah peristiwa tersebut, keadaan di Patani semakin memburuk di antara minoriti rakyat Islam Patani yang tertumpu di Wilayah Selatan Thailand dengan sebagian besar daripada 62 juta penduduk Thailand lain yang merupakan penganut agama Buddha. Setiap bulan akan ada berita kematian dan penangkapan rakyat sipil. Semakin hari jumlah kematin semakin meningkat.
Tahun 2024, akan genap 20 tahun peristiwa Pembantaian Takbai dan pemerintah seolah-olah sengaja menutup kes ini. Namun yang menjadi persoalan, kenapa sehingga ke hari ini mangsa peristiwa tersebut belum mendapatkan keadilan atas penyiksaan yang mereka hadapi? Kenapa Perdana Menteri Thailand pada ketika itu Thaksin Shinawatra hanya berkata “semua 78 orang itu mati akibat mereka sudah lemah karena berpuasa”? Apakah memang tidak ada keadilan untuk ditegakkan bagi rakyat yang tertindas?/*HSM