
Mahasiswa Patani di Perantauan Tetap Menjaga Eratnya Tali Persaudaraan
Mahasiswa Patani, Momen Idulfitri selalu menjadi waktu yang dinanti dengan penuh harap dan rindu. Ia bukan sekadar perayaan keagamaan, melainkan ruang untuk pulang kepada keluarga, kepada tradisi, dan kepada akar budaya. Namun bagi mahasiswa Patani yang sedang menempuh pendidikan di berbagai kota di Indonesia seperti Jambi, Lampung, Semarang dan Yogyakarta, pulang secara fisik ke tanah air bukanlah pilihan yang mudah. Jarak, waktu, dan keterbatasan lainnya membuat banyak dari mereka harus menjalani hari raya jauh dari kampung halaman.
Namun, keterbatasan itu tidak menjadi penghalang untuk terus merawat nilai-nilai silaturahmi. Justru, di tanah rantauan inilah, mahasiswa Patani menunjukkan semangat kebersamaan yang luar biasa. Selepas Hari Raya Idulfitri, mereka secara mandiri mengadakan kegiatan silaturahmi, baik sesama mahasiswa perantauan maupun dengan masyarakat sekitar, termasuk dosen dan warga lokal. Langkah ini menjadi wujud nyata bahwa meskipun jauh dari tanah pertiwi, hubungan kekeluargaan tetap bisa dijalin dengan erat.
Kegiatan silaturahmi ini tidak hanya menghadirkan suasana kehangatan dan kebersamaan, tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat solidaritas, membangun jejaring sosial, serta memperkuat hubungan emosional antarsesama perantau. Mahasiswa saling berbagi cerita, makanan khas lebaran, serta saling menyemangati dalam menjalani hari-hari di tanah rantau. Dalam kebersamaan itulah, rasa sepi dan rindu akan kampung halaman sedikit banyak terobati.
Lebih dari itu, kegiatan ini juga membuka ruang interaksi yang positif antara mahasiswa dan warga sekitar. Dosen-dosen yang sebelumnya hanya dikenal di ruang kelas kini turut merasakan hangatnya kebersamaan. Warga lokal yang menjadi tetangga juga turut hadir dalam momen tersebut, menumbuhkan rasa kekeluargaan lintas budaya dan memperkaya pengalaman sosial para mahasiswa.
Melalui kegiatan silaturahmi ini, mahasiswa Patani membuktikan bahwa rantau bukanlah batas untuk menjaga identitas dan nilai-nilai luhur. Justru di tanah asing, mereka belajar menjadi pribadi yang lebih mandiri, terbuka, dan penuh empati. Kegiatan semacam ini bukan hanya tentang merayakan hari raya, melainkan tentang bagaimana menjaga nilai-nilai sosial dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga semangat silaturahmi yang telah ditanamkan ini dapat terus tumbuh dan menjadi inspirasi bagi seluruh generasi muda Patani yang sedang berjuang di tanah perantauan. Karena sejauh apapun langkah membawa pergi, akar budaya dan nilai kebersamaan akan selalu menjadi penuntun untuk kembali dalam bentuk yang lebih dewasa dan bijaksana.