Patani – Setelah beberapa hari selepas proses rundingan damai di antara kumpulan pergerakan yang paling berpengaruh di Selatan Thailand, Barisan Revolusi Nasional Melayu Patani (BRN) dan kerajaan Thailand (RTG) dalam penyelesaian konflik di Patani, namun sehingga hari ini pertumpahan darah dan pergolakan masih berlaku di tiga wilayah Selatan Thailand.
Kejadian ini berlaku tentunya menimbulkan amarah masyarakat tempatan, karena janji hanya tinggal janji.
Dalam proses rundingan tersebut, pihak kerajaan Thailand (RTG) dan BRN telah membuat kesepakatan bahwa prinsip yang harus dipatuhi ada 3 perkara:
- Mengurangkan tindakan kekerasan
- Konsultasi awam dengan penduduk Patani, dan
- Solusi politik.
Pada tanggal 20 Januari 2022, pihak kerajaan Thailand telah melakukan pengepungan terhadap pejuang pergerakan (BRN) dan telah berlaku pertempuran yang menyebabkan 2 orang pejuang telah gugur syahid. Pertempuran telah berlaku di Mukim Laha Daerah Saiburi Wilayah Pattani.
Antara nama-nama Syahid yang telah gugur adalah, pertama Maruan bin Ahmad (Maruan Mitho), dan kedua Ghozali bin Cek Abdullah (Ghozali Cekloh).
Kejadian ini sebagai bukti kedua setelah menahan tiga pejuang Patani pada hari berlangsungnya rundingan damai. Ini membuktikan pihak kerajaan Thailand (RTG) beromongan kosong belaka terhadap kesepakatan untuk mengurangi tindakan kekerasan, hanya bicara untuk menghiasi mata rakyat demi kebaikan di mata orang luar saja, namun masih tetap menjadi penipu seperti sedia kala.
Editor: Samarinda