
Koresponden-Genap 15 tahun demonstrasi oleh masyarakat Patani (Thailand Selatan), munculnya demonstrasi pada tahun 2007 di Masjid Jamek Patani di tengah-tengah keadaan konflik antara pemerintah pusat Thailand dengan masyarakat Patani, demon tersebut berlaku selama 5 hari pada 31 Mei – 4 juni 2007.
Namun kebangkitan rakyat Patani yang digelar para pendemonstran dari segenap lapisan rakyat yang dihadiri sebanyak 10.000-an jiwa masyarakat sipil dan pemuda dan dipelopori oleh mahasiswa sebagai front terdepan yang memimpin demonstrasi kali ini.
Demikian demonstrasi yang berlaku bertujuannya unjuk rasa untuk memprotes pemerintah Thailand karena penduduk setempat (Masyarakat Melayu Patani) tidak dapat bertahan lagi dengan jumlah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) semakin tinggi, sejak cetus revolusi awal 2004 oleh pejuang pembebasan bangsa Melayu Patani, masyarakat lokal tidak dapat membela diri atas perlakuan penindasan dari aparatur pemerintah terhadap penduduk Patani.
Dalam Kondisi demonstrasi oleh masyarakat Melayu Patani di masjid jamek Patani telah berdialog negosiasi melontar 10 tuntutan sebagai berikut :-
1. Menarik pasukan militernya dan relawan untuk pramuka daerah sepenuhnya.
2. Mengumumkan pembatalan jam malam (cancel curfew) pada daerah Benangsta, Jaha di provinsi Jala.
3. Mengumumkan tentang pencabutan Undang-undang Administrasi Publik dalam Situasi Darurat (The Statute on Public Administration in Emergency Situation) pada seluruh kawasan Patani.
4. Pemerintah harus mengambil tindakan atas pelaku pembunuhan terorganisir dengan tegas dan jangan memihak.
5. Pemerintah harus memperjelas informasi yang benar dan akurat.
6. Pemerintah tidak harus mendominasi semua media massa.
7. Seluruh media harus melaporkan aktivitas secara realitas.
8. Pemerintah harus membebaskan pelaku yang tidak membukti kesalahan dengan tanpa syarat.
9. Pemerintah tidak akan menangkap warga sebarangan dengan tanpa bukti.
10. Pemerintah harus memberi ruang publik bagi masyarakat dapat komentari secara keterbukaan.