Malaysia – Segala peristiwa yang terjadi akan dikenang dan disebar dengan luas serta merata sesuai dengan zaman globalisasi yang memiliki alat teknologi sangat canggih. Penyebaran tersebut belum pasti apakah isi di dalamnya benar atau salah, tetapi semua itu pasti terdampingi dengan tujuan yang ingin dicapai masing-masing sebagai suatu keuntungan untuk diri dan kelompak.
Setelah selesainya perundingan antara Barisan Revolusi Nasional Melayu Patani (BRN) dengan RTG Pemerintah Thailand dengan empat kesepakatan bersama yaitu:
- Bersetuju untuk membincang perkara-perkara yang berkaitan dengan isu-isu substantif yang telah diserahkan oleh kedua belah pihak kepada fasilitator pada 10 Mei 2021 yang berkaitan dengan solusi politik, konsultasi awam dan penurangan tindakan kekerasan kedua pihak.
- Bersetuju untuk melahirkan agreement di atas prinsip-prinsip am rundingan damai antara BN dan agensi yang berkaitan dengan isu-isu substantif.
- Bersetuju untuk merumuskan Terma Rujukan (ToR) dan kaedah-kaefah yang akan digunapakai dalam implementasi di lapangan nanti.
- Dan bersetuju untuk membentuk (Joint Working Grup) antara BRN dan RTG di bawah pengaturan sekretariat Fasilitator.
Rangka Kerja 3 Perkara dan kemerdekaan Patani
Dalam siaran media di Kuala Lumpur, BRN mengungkapkan berkenaan isu-isu substantif yang dibincangkan oleh kedua-dua pihak mengenai prinsip yang perlu dipatuhi sebanyak 3 perkara:
1. Mengurangkan keganasan.
2. Konsultasi awam dengan penduduk Patani dan
3. Solusi Politik.
Menurut BRN bahawa 3 isu yang bincangkan dengan kerajaan Thailand adalah isu utama dalam rundingan ini.
Dengan kesepakatan terkait tiga hal tersebut, setelah itu apabila diwawancarai oleh wartaan dari dari Thailand tentang hasil rundingan damai, bagi pihak pemerintah Thailand tidak memberikan jawaban sesuai dengan kesepakatan tersebut, malah hanya memperkuatkan satu perkara dari tiga perkara tersebut.
Oleh itu, bagi rakyat awam yang sering menyaksi rundingan kali ini ada yang tidak menyetujui terhadap sikap pemerintah dan tindakan seperti itu, seolah pemerintah sengaja agar kedamaian di Patani tidak tercapai sesuai hasrat rakyat tempatan.
Bukan itu saja sikap Thailand, bahkan mereka melantik suatu badan yang sangat pro terhadapnya untuk beralih tumpuan terhadap rundingan dengan mewujudkan suatu kasus tentang penangkapan rakyat Patani dari Malaysia. Jika kita melihat hukum-hukum yang telah ditetapkan bahwa mengantaran pelaku kesalahan antar negara harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan, tetapi syarat itu belum tercapai.
Dengan itu, dimanakah hasil rundingan damai yang ditunggu-tunggu, tanpa setia dan jujur dalam rundingan, berjuta kali pun tidak akan berhasil, malah kesepakatan itu hanya dongengan dan hanya propaganda saja.
18 Jan 2022
Editor: Aceh