
Ucapan perjuangan tidak asing lagi bagi rakyat Patani dalam menegak kesatuan, kebebasan dan keadilan dalam masyarakat. Berbagai sebab dan kejadian sejak tahun 2004 sampai sekarang (2022) ramai yang sudah menyadari tentang penderitaan yang ditimpa oleh masyarakat dan apa yang dilakukan oleh pemerintah Thailand.
Istilah perjuangan ramai belum memahami dengan sebenar dan apabila terjadi seperti ini maka muncullah keraguan, ketakutan, kesedihan, dan kemusnahan. Sebagai singkatan arti perjuangan itu berasal dari kata JUANG yang bermaksud bersungguh-sungguh. Dari bersungguh-sungguh itu saja kita bisa mengembangkan dalam berbagai kategori bidang ilmu pengetahuan.
Sebagai contoh bagi seorang guru, mereka harus bersungguh-sungguh mencari kebenaran dan wawasan masa depan dalam mendidik muridnya. Bapak, harus bersungguh-sungguh dalam mencari nafkah kepada isteri dan anak-anaknya. Pelajar, harus bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu pengetahuan.
Dari dasar contoh diatas, bisa dibayangkan bahwa perjuangan itu bukan hanya saja diartikan dengan memegang senjata melawan musuh dalam medan pertempuran, malah seorang guru, seorang bapak dan seorang pelajar itu juga bisa dikategorikan dengan perjuangan.
Kemarin kita masih meragu-ragukan dengan diri dalam memperjuangkan.
Hari ini kita mencari titik tolak dalam diri sebagai perlengkapan jasmani dan rohani dalam menyenangkan jiwa.
Besok bisa jadi kita dipanggil dengan tokoh perjuangan dalam menegakkan ajaran Allah.
Karena dengan istilah dan pahaman yang belum dimahami dapat mengubah diri menjadi manusia yang logika.
Peribadi yang sering terlena dalam sarang sendiri dengan terjadinya berbagai peristiwa membuat dia sadar bahwa sarang tersebut sudah diperkosa oleh pihak kuku besi.
Perubahan dan perkembangan dunia, dari zaman terlena ke era globalisasi ini merupakan sebab dan punca awal bagi penghuni sarang tersebut untuk mengubah nasib dan penderitaan yang sudah lama diperkosa.
Sepanjang hari peribadi selalu dalam keadaan khayal, renung dan berpikir sebagai penghuni apakah yang harus dilakukan agar sarang yang penuh dengan penderitaan ini bisa mengubah nasib dan menikmati keadaan sarang yang beremas seperti dahulu.
Lalu, peribadi terus kenang kembali tentang kisah-kisah silam yang terkait dengan sarang itu. Maka cetuslah ide pemikiran yang sudah dipelajari dahulu bahwa kekuatan sarang itu harus mengetahui asal usul dan jati diri bentuk dan metode pembuatannya.
Dengan itu, maka lahirlah peribadi yang kukuh berdiri untuk memperbaiki kembali sarang yang sedang diperkosa dan mengetahui bahwa kesombongan peribadi yang sering terlena itu tidak berguna lagi.
Antara peribadi dan sarang itu merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan sebagai satu alat dan kekuatan dalam menanam peribadi yang cinta terhadap sarang dan mengetahui apa yang dikehendaki sarang tersebut. Sarang yang dihuni bukan hanya terlena dalam mimpi sebagai peribadi yang hanya menikmati dan tenggelam dalam kemewahan duniawi.
Editor : Aceh